Assalamualaikum!
Apa kabar semua? Semoga di masa pandemi yang belum berakhir ini, kesehatan badan dan kesehatan mental tetap terjaga ya. Sekarang aktivitas warga sudah berlangsung dengan normal dengan menerapkan protokol kesehatan. Jangan lupa pake masker, jaga jarak, dan cuci tangan selalu.
Nah, tinggal kegiatan belajar di sekolah saja yang masih ditunda. Demi menjaga anak-anak tertular virus corona, lebih baik memang mereka tetap berada di rumah dan belajar secara online. Setuju?
Berhubung kegiatan perekonomian sudah aktif kembali, para karyawan sudah kembali ke kantor. Para suami dan working mom sudah kembali ke aktivitas normalnya. Kalau ibu rumah tangga bagaimana? Masih teuteup dong... sibuk di dapur wkwkwk! Yeah gimana nggak sibuk, kan anak-anak masih di rumah.
Belum bosan nangkring di dapur kan, Mak?
Suka kehabisan ide nggak mau masak apa hari ini?
Ini bocah-bocah makan melulu. Bikin apa lagi ya buat mereka?
Gimana sih biar nggak stress karna kelamaan di dapur?
Apa tips mengolah menu rumahan yang disukai keluarga?
Mau tahu jawaban dari semua pertanyaan di atas? Simak obrolan saya bersama Mak Chichie dari komunitas Kumpulan Emak Blogger (KEB) di live Instagram @emak2blogger pada hari Rabu tanggal 18 November 2020 kemarin.
Berhubung saya nggak nyatetin apa aja yang diobrolin kemarin, jadi tulisan berikut hanya berdasarkan ingatan saya aja. Ini kali pertama saya diajak ngobrol untuk sharing secara live dengan menujukkan wajah. Sebelumnya, saya pernah diajak sharing via Twitter.
Baca juga:
Jelang live Instagram, saya deg-degan banget. Maklum, emak gaptek. Begitu on, bener aja kaan... saya bolak-balik menghilang karena masalah sinyal. Duh maafkan ya.
Saya seneng banget acara ini dipandu oleh Mak Chichie, yang handal banget motret jadi kami omongannya bisa nyambung. Saya suka nyimak foto-foto Mak Chichie yang aktif di Upload Kompakan, komunitas suka motret di Instagram. Baru ketemu muka waktu ada acara di Sindangbarang Bogor. Mudah-mudahan kita bisa ketemu beneran lagi ya Mak.
Berikut rangkuman obrolan saya dan Mak Chichie di Iive Instagram @emak2blogger...
Daftar Isi
Seni Mengolah Menu Rumahan dengan Cinta
- Kenapa harus masak sendiri di rumah?
- Apa yang bisa dimasak di rumah?
- Bagaimana cara belanja dan menyiapkan bahan makanan?
Punya stok bahan makanan beku?
Suka bikin frozen food sendiri?
Menentukan ide untuk menu masakan sehari-hari
Kenapa suka mendadak cari ide masak?
Persiapan memasak tanpa stress ala Dapur Ngebut
Berapa kali memasak dalam sehari?
Mengatasi perasaan jenuh masak
Cinta dan ikhlas adalah nomer satu
Memotret hasil masakan sendiri
Posting konten masakan di blog dan media sosial
Terima kasih, KEB
Seni Mengolah Menu Rumahan dengan Cinta
Percaya nggak kalau saya ini dulu nggak bisa masak? Justru suami yang lebih jago masak dan mengajari saya. Dibantu contekan dari kedua ibu kami yang sudah almarhum, saya mulai belajar masak.
Kenapa harus masak sendiri di rumah?
Karena masakan rumah lebih sehat, dan kantong jadi ikut sehat juga, hehehe. Kalau kayak Mak Nia Ramarama yang punya duit banyak, beli makanan mulu nggak masalah pastinya. Lha saya... baru merintis bahtera rumah tangga dan nggak mau tekor beli masakan matengan melulu.
Alasan lain adalah nggak tega sama suami. Saat bekerja, suami makan siang di luar. Begitu pulang ke rumah, masa disuguhi masakan beli dari luar rumah lagi? Kasihan kan.
Saya nggak masak hanya ketika kondisi kurang badan kurang fit dan sedang banyak kerjaan. Tapi sering juga kok, meski sakit saya tetap masak. Tentunya masak yang gampang aja dan nggak makan waktu lama.
Masak jadi kebiasaan buat saya, kemudian hobi, dan kini jadi jatuh cinta. Bahkan ketika saya pengen leyeh-leyeh seharian, buntutnya ada aja yang dibikin di dapur. Nggak bisa kalau nggak masak ini mah, hihihi.
Apa yang bisa dimasak di rumah?
Apa saja yang cocok dengan lidah suami dan anak-anak, serta masakan yang menjadi kesukaan anggota keluarga. Nggak mungkin dong kita masak rendang jengkol tapi di rumah nggak ada yang doyan. Nanti mubazir.
Sesekali ada juga jenis masakan yang disuka tapi ada anggota keluarga lain yang nggak doyan. Kalau keukeuh mau dibikin, resikonya mesti masak lebih banyak lagi untuk memenuhi selera semua keluarga.
Pernah ngalamin anak rewel nggak mau makan masakan kita? Kalau suami sih alhamdulillah selalu makan apa yang saya masak. Berikut adalah tips supaya masakan yang kita buat mau dimakan oleh anggota keluarga (khususnya anak-anak):
- ajari anak untuk menghargai makanan
- ajari anak untuk menghargai bagaimana makanan itu diproses
- sebelum masak, tanyakan dulu mau dibuatkan apa
Etapi kalau anaknya masih rewel juga. Yasud terpaksa keluarin stok frozen food kesukaannya atau mendadak beli matengan ke depan komplek. Untungnya sekarang anak-anak saya udah nggak rewel lagi soal makanan. Karena ya itu... saya tanyain dulu mau dimasakin apa. Jadi pas protes, saya balikin lagi suruh bertanggung jawab dengan menu pilihannya :D
Bagaimana cara belanja dan menyiapkan bahan makanan?
Buat ibu bekerja, biasanya berbelanja dilakukan pada hari libur. Seminggu sekali misalnya. Lalu bahan makanan dibagi sesuai menu yang akan diolah. Istilah kerennya: food prep. Jadi tinggal keluarin aja kotak-kotak berisi bahan makanan untuk menu A saat diperlukan.
Untuk ibu rumahan kayak saya, perlu bikin food prep nggak sih? Tergantung selera. Buat yang suka, silahkan. Tapi saya pribadi nggak cocok dengan yang namanya food prep ini. Kenapa? Karena saya lebih suka berbelanja ke tukang sayur setiap hari. Biar ada alasan keluar rumah, hahaha.
Etapi beneran. Saya pernah belanja ke pasar. Niatnya buat stok seminggu. Dibikin food prep gitu. Tapi kenyataannya saya nggak betah liat stok sayur numpuk bahkan ada yang busuk. Ujung-ujungnya jadi mubazir dan melenceng dari menu yang direncanakan.
Punya stok bahan makanan beku?
Saat berbelanja ke warung, saya suka sekalian belanja untuk hari berikutnya. Misalnya, pas lagi beli udang eh kok ada cumi bagus banget. Ya saya adopsi itu cumi buat ditaruh di freezer. Biasanya dalam waktu 3 atau 4 hari udah dimasak deh itu cumi.
Stok makanan beku membantu banget pas kita lagi mager nyari lauk ke tukang sayur. Lebih bahagia lagi kalau punya stok frozen food. Penyelamat banget kalo lagi males masak plus anak lagi ngambek nggak mau makan. Frozen food kan praktis, ada yang tinggal goreng, kukus atau rebus udah bisa langsung dimakan.
Suka bikin frozen food sendiri?
Sebelum pandemi, saya suka bikin frozen food sendiri. Misalnya tempura udang, ayam filet, bakso ayam atau ikan, juga pangsit isi. Semuanya tinggal goreng untuk bekal sekolah dan bekal kantor suami.
Buat darurat saya selalu nyetok sosis dan nuget. Mau bikin nuget sendiri saya suka males. Nuget jadi kesukaan si bungsu. Kalau dia lagi rewel nggak mau makan yang saya masak, tinggal sodorin nuget aja. Sedangkan sosis biasa saya pakai untuk campuran masakan. Misalnya pengen bikin roti bakar isi sosis, spagheti pakai sosis, dan sebagainya.
Menentukan ide untuk menu masakan sehari-hari
Buat yang nggak mau pusing mikir besok masak apa, bisa bikin menu untuk seminggu. Senin masak A, Selasa B, dan seterusnya. Saya sendiri pernah mempraktekan bikin menu selama 10 hari untuk anak-anak di rumah sementara saya dan suami berangkat umroh. Ini membantu banget Mak ART yang menyiapkan menu untuk anak-anak selama saya pergi.
Kalau buat saya, saya justru nggak suka bikin daftar menu. Saya lebih suka dapat ide masak secara mendadak setiap hari. Ide untuk menentukan menu masakan biasanya saya peroleh berdasarkan:
- stok bahan makanan yang ada di tukang sayur
- request minta dimasakin apa dari anak-anak dan suami
- stok bahan makanan yang ada di freezer atau kulkas
- lagi pengen nyoba menu baru
- kebetulan ada produk yang mau direview
Misalnya kayak kemarin. Saya ada ayam kampung yang mau dieksekusi buat konten jualan di Instagram Daima Chikin. Niatnya pengen bikin soto ayam. Tapi nggak jadi karena si bungsu pengen dimasakin gulai. Jadi, saya ganti haluan bikin gulai ayam kampung.
Kenapa suka mendadak cari ide masak?
Ini juga merupakan tantangan buat saya. Begitu lihat stok sayuran yang ada di warung sayur A, saya jadi mikir mau dibikin apa. Setelah terbit ide, langsung belanja. Terus saya keliling lagi ke warung sayur B, C bahkan D kalo belum puas dengan menu yang dipikirin. Bisa jadi awalnya mau masak capcay, setelah belanja berubah jadi pengen bikin steam boat ala-ala.
Ide masak mendadak karena saya hobi belanja sayur setiap hari. Saya jadi harus keluar rumah setiap hari. Belanja sayur adalah salah satu alasan saya keluar rumah. Kalau saya udah belanja banyak, nanti saya nggak ada alesan buat ngeluyur dong, hahaha!
Segitunya emang, saya demen banget belanja tiap hari. Maklum, belanja sayur setiap hari dengan bersepeda keliling komplek adalah me time yang berharga bagi saya.
Persiapan memasak tanpa stress ala Dapur Ngebut
Sesuai namanya, saya emang suka banget ngebut di dapur kalau lagi masak. Alasannya biar cepet beres. Dulu karena riweuh mau ngurusin anak-anak yang masih kecil. Eh jadi keterusan ngebut masaknya meski mereka sudah besar dan nggak perlu pengawasan lagi.
Berikut persiapan memasak yang saya lakukan:
- Menyiangi semua bahan makanan sesuai dengan menu yang akan dimasak. Jadi nanti tinggal eksekusi aja tanpa motong-motong bahan makanan lagi.
- Mengerjakan terlebih dahulu masakan yang paling sulit dan paling lama cara mengolahnya.
- Menghemat cucian alat masak. Misalnya dengan cara mengolah gorengan dulu, baru wajannya dipakai untuk menumis. Atau numis bumbu sop di pancinya sekalian.
- Menyiangi bahan masakan yang akan diolah nanti dan disimpan di kulkas. Misalnya mau masak capcay untuk makan malam, semua bahan sudah dipotong-potong dari pagi atau siang. Jadi sore hari tinggal ditumis saja semua bahan capcay.
Berapa kali memasak dalam sehari?
Sebelum pandemi, setiap akhir pekan atau tanggal merah saya riweuh di dapur. Suami dan anak-anak kan ada kumplit di rumah. Nah, ketika pandemi menerjang... setiap hari adalah hari libur. Setiap hari riweuh masak!
Dalam sehari saya bikin banyaak masakan. Bikin sarapan, bikin cemilan jam 9, bikin makan siang, bikin cemilan sore, bikin makan malam. Kayaknya nggak ada berhentinya. Baru keluar dari dapur eh udah masuk lagi ke dapur.
Ini salah satu contoh cemilan yang bikinnya lama tapi habisnya cepet banget: takoyaki!
Awalnya, saya jalani masak riweuh selama pandemi dengan suka cita. Lama-lama saya lelah juga. Saya kan manusia biasa juga yang bisa merasa jenuh.
Mengatasi perasaan jenuh masak
Bosan masak? Ya jangan masak dulu. Jangan maksain diri kalau lagi nggak mood buat masak. Percayalah, nanti hasil masakannya jadi nggak enak. Koki yang lagi bad mood nggak bakalan bener masaknya. Jadi, istirahat dulu ya Mak.
Setiap hari saya pasti masak. Setiap minggu, saya istirahat nggak masak. Biasanya pas lagi bepergian ke luar rumah, kita makan di tempat makan langganan keluarga. Atau bikin mie instan di rumah juga nggak masalah hehehe.
|
Saya di dapur orang :D |
Penting banget buat kita para emak untuk mengatasi rasa jenuh memasak. Karena kita nggak bisa lari dari kenyataan, nggak bisa lari dari dapur hihihi. Ke mana pun kita ngabur, teuteup kudu balik ke dapur lagi ya Makk. Halah beginilah nasib...
Cara mengatasi rasa jenuh memasak: lakukan kegiatan yang disukai saat keluar dari dapur. Boleh nangkring dulu di teras, ngurusin tanaman hias. Ngajak main peliharaan kucing. Atau nonton drama Korea kesukaan seperti saya. Bahkan tidur dulu juga nggak ada yang ngelarang.
Cinta dan ikhlas adalah nomer satu
Setelah melakukan apa yang kita suka, pikiran jadi fresh dan nggak mumet lagi. Jadi bersemangat dan siap ketuwelan di dapur lagi. Eia saya pernah menyiangi toge sambil nonton drakor lho. Intinya, masak di dapur itu dibawa fun aja. Jangan dibuat jadi beban.
Satu hal penting yang bikin kita selalu semangat masak untuk keluarga adalah cinta. Nggak ada cinta ya nggak bakalan enjoy. Rasa cinta ini dilengkapi juga dengan keikhlasan.
|
Foto liburan keluarga terakhir sebelum pandemi |
Rasa ikhlas bahwa memasak adalah tugas kita sebagai Ibu untuk mempersembahkan yang terbaik pada keluarga. Dengan rasa cinta dan ikhlas, segala lelah jadi tak berarti. Apalagi melihat suami dan anak-anak makan dengan lahap. Bahagia banget.
Tips memotret hasil masakan sendiri
Motret masakan sendiri bisa bikin bangga. Ini lho, masakan buatan saya. Ketika lagi macet ide masak, pas lirik koleksi foto bisa dapat inspirasi. Buat food blogger dan yang aktif di media sosial, bisa sekalian posting resepnya juga. Siapa tahu masakan yang difoto bisa jadi inspirasi untuk orang lain.
Nyiapin bahan, masak sendiri, menata properti foto untuk memotret, memotret makanan, beresin properti foto... apa nggak capek? Jujur, capek banget! Saya selalu keringetan kalau motret makanan. Tambah keringetan lagi pas disuruh buru-buru beres motret karena pada nggak sabar pengen makan. Duh riweuh!
Paling hepi kalau dapet produk untuk direview. Saya nggak perlu riweuh masak. Biasanya produk tersebut tinggal difoto atau diolah dengan mudah. Misalnya bebek ungkep tinggal goreng.
|
Foto Bebek Goreng |
Saya nggak pasang watermark yang jelas untuk foto bebek ini. Saya pikir, toh fotonya juga biasa aja. Ternyata, foto tersebut dipakai oleh salah satu online shop bebek ungkep. Dia sudah ijin dan janji akan mengganti fotonya. Yasud yang penting dia sudah jujur.
Tips untuk memotret hasil masakan sendiri:
- Badan harus fit! Butuh energi mulai menyiapkan bahan, masak, menata props, motret, sampai beresin props usai motret.
- Tentukan konsep. Untuk menu tradisional gunakan props bernuansa etnik. Sedangkan untuk menu bule, bisa pakai props berwarna putih atau cerah.
- Tentukan styling. Saya sering mengintip inspirasi styling foto makanan dari Pinterest sebelum memotret. Tapi ya gitu deh. Sering ada kendala hasil ATM (amati, tiru, modifikasi) nggak sesuai gegara kepentok props yang ada.
- Minta bantuan anggota keluarga. Misalnya untuk megangin reflektor atau mengambil props foto.
- Banyak latihan. Makin sering motret, makin paham deh gaya motret apa yang jadi andalan kita. Dari hasil biasa aja lama-lama bisa diperbaiki jadi lebih bagus lagi. Setuju?
Tentang memotret makanan juga jadi obrolan yang asyik bersama Mak Chichie. Ternyata kami senasib dalam hal motret makanan. Mak Chicie juga menambahkan tips untuk para emak saat memotret makanan. Yaitu jangan menaruh makanan di atas lantai. Selain tidak etis, juga nggak baik makanan di taruh di lantai. Jika terpaksa menaruh di lantai, gunakan alas foto biar nggak kelihatan di lantai banget.
Buat emak yang suka motret makanan. Bisa banget lho fotonya nanti mendatangkan rejeki. Menang lomba atau kontes foto yang sering diadakan di Instagram. Atau dapat kiriman produk untuk diendorse. Lumayan banget lho, Mak.
Saya termasuk yang malas ikutan lomba. Rejeki terakhir ikutan kontes foto di Instagram adalah dapat hadiah payung dan 1 dus santan instan. Alhamdulillah.
Jualan masakan rumah
Saat ngobrol. ada emak yang bertanya soal berjualan makanan. Kebetulan saya baru memulai usaha ayam kampung potong. Peternakan ayam kampung yang berlokasi di dekat rumah mertua sedang panen perdana. Rencana ke depan, saya pengen berjualan ayam kampung matengan. Bisa jadi ayam goreng ungkep, atau menu ayam lainnya. Doain ya...
|
Ayam kampung segar Daima Chikin
|
Sependek pengetahuan saya, berjualan makanan itu tidak mudah. Dari workshop yang pernah saya ikuti, untuk jualan makanan harus memperhatikan faktor sebagai berikut:
- Tes rasa dengan menguji coba berbagai resep sampai menemukan rasa yang pas dan paling enak.
- Branding merk makanan.
- Kemasan yang menarik.
- Pemasaran via media sosial.
- Dan masih banyak lagi yang belum saya pelajari
Untuk ayam kampung Daima Chikin, saya baru bikin percobaan 1 kali. Bakal ada percobaan-percobaan berikutnya. Tapi saya nunggu ada sisa dagangan dulu, hehe. Mudah-mudahan bisa nemu rasa yang pas. Resep percobaan pertama bisa diikuti di postingan ini.
Dari hobi masak, sudah banyak yang meminta saya untuk berjualan. Jika ditanya masakan apa yang paling suka dimasak dan pengen dijual, jawaban saya adalah makaroni skotel. Saya sudah beberapa kali bikin makaroni skotel dalam jumlah banyak untuk acara sekolah atau kumpul komunitas.
|
Makaroni skotel untuk anak-anak sekolah TK |
Pernah juga saya dipaksa jualan. Tepatnya ada yang minta dibuatkan masakan yang sudah saya posting di Instagram. Karena yang minta masih tetangga satu komplek, saya pun mengabulkan keinginannya. Waktu itu dia minta dibuatkan Kerang Saus Padang. Keesokan harinya saya cari bahan, memasak kerang, dan mengantarkan ke rumahnya. Saat menerima uang hasil penjualan, hati saya berbunga-bunga.
Baca juga:
Posting konten masakan di blog dan media sosial
Saya suka memotret hasil masakan untuk dijadikan konten blog dan Instagram. Mulai dari persiapan bahan, proses memasak, sampai hasil masakan jadinya. Kebiasaan jelek, saya malas mengedit foto untuk diposting. Akibatnya jadi banyak draft foto yang saya simpan di laptop.
Sebelum pandemi, ada draft 30 resep yang belum tayang. Ketika pandemi, saya bikin folder draft sendiri. Maksudnya pengen tahu berapa lama masa isolasi dan berapa banyak resep yang sempat difoto.
|
Folder yang diberi nama 'Canon Corona' |
Ternyata sampai saat ini sudah ada 66 draft resep yang terdeteksi (sisanya masih di kamera). Sedangkan yang baru tayang adalah sampai folder nomor 24. Folder yang kosong artinya sudah saya pindahkan ke folder tayang. Folder yang diberi nomor artinya sudah tayang di blog. Sisanya tanpa nomor adalah foto yang belum diedit.
Draft segitu banyak gimana ngabisinnya??? Saya sudah dua kali ikutan challenge blog. Yaitu posting blog setiap hari selama sebulan. Saya keluarin deh itu draft yang menumpuk. Lumayan 30 postingan tinggal diedit aja. Nggak usah tiap hari masak, motret, posting... hihihi.
Kepikiran untuk bikin buku? Itu yang ditanyakan Mak Chicie. Sempet kepikiran, tapi saya nggak pede hehe. Seneng banget andai bisa punya buku kayak blogger idola saya, Mbak Diah Didi. Mudah-mudahan saya dapat kesempatan bisa bikin buku baik sendiri atau bersama teman-teman blogger yang lain, aamiin.
Terima kasih, KEB
Tidak terasa, obrolan saya dan Mak Chichie sudah harus berakhir. Mak Chicie punya ide buat bikin challenge blog. Semoga terealisasi ya Mak. Saya ikut dukung kalau KEB bikin challenge blog tentang memasak.
Terima kasih sudah membaca postingan ini. Terima kasih buat emak-emak yang ikut menyimak Live Instagram kemarin. Mohon maaf saya nggak bisa menyapa langsung karena saya gaptek. Mau lihat siapa aja yang nonton nggak tahu mencet apa :D
Terima kasih buat KEB dan kesempatannya untuk ngobrol bareng. Kangen banget pengen ketemuan sama emak-emak KEB seperti di masa lalu. Duh kesannya tua banget ya...
Sampai bertemu di postingan berikutnya ^_^